Dakwah Ke Agama Islam
DAKWAH KE AGAMA ISLAM
Pertanyaan
Bagaimana berdakwah ke dalam agama Islam
Jawaban
Alhamdulillah.
Allah telah menciptakan manusia dan ditempatkan di Bumi tidak dibiarkan begitu saja, akan tetapi dibuatkan apa yang menjadi kebutuhannya dari makanan, minuman dan pakaian. Menurunkan pada masa yang berbeda manhaj (pedoman) yang berjalan di atas petunjuk-Nya. Untuk kebaikan manusian dan kebahagiaannya di setiap zaman dan tempat dengan mengikuti manhaj Allah dan membuang selaiannya.
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”[Al-An’am/6:153]
Agama Islam adalah agama langit yang terakhir dan Al-Qur’an adalah kitab langit terakhir dan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah para nabi dan rasul yang terakhir. Dimana Allah telah memerintahkan untuk menyampaikan agama ini kepada seluruh manusia.
وَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ
“Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya)”.[Al-An’am/6:19]
Allah telah mengutus utusan-Nya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dengan agama Islam untuk seluruh manusia sebagaimana firman Subhanahu:
قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua” [Al-A’raf/7:158].
Berdakwah ke agama Islam termasuk amalan yang terbaik. Karena di dalamnya menunjukkan manusia ke jalan yang lurus dan mengarahkan yang membahagiakannya di dunia dan akhirat.
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” [Fusilat/41:33]
Berdakwah ke agama Islam adalah risalah mulia karena ia adalah tugas para Nabi dimana Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa risalahnya dalam kehidupan. Dan risalah pengikutnya adalah berdakwah kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik“. [Yusuf/12:108]
Umat Islam secara umum dan para ulama secara khusus diperintahkan untuk berdakwah kepada agama Islam. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.[Ali Imron/3:104]
Dan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
“Sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat.” HR. Bukhori. 3461
Dakwah kepada Allah adalah risalah yang agung, penting dan mulia. Dimana ia adalah berdakwah kepada manusia untuk beribadah kepada Allah saja. Dan memindahkan dari kegelapan menuju cahaya. Memanen kebaikan pengganti kejelekan dan kebenaran pengganti kebatilan. Oleh karena itu orang yang menunaikan membutuhkan ilmu, fikih, kesabaran, kelembutan, kemudahan, kesopanan, mencurahkan harta dan jiwa serta mengetahui kondisi dan kebiasaan. Allah Ta’ala berfirman:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [An-Nahl/16:125]
Sungguh Allah telah memberi kemulyaan kepada Rasul-Nya seraya berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”.[Ali Imron/3:159]
Juru dakwah terkadang mendapatkan halangan dengan berdebat, terutama dengan ahli kitab. Dimana Allah telah memerintahkan kepada kita kalau sampai ke perdebatan, agar berdebat dengan sebaik mungkin hal itu dengan sopan dan lembut. Mengetengahkan prinsip-prinsip dasar Islam sebagaimana ketika datang dalam kondisi bersih dan jernih dengan lembut tanpa paksaan. Sebagaimana firman Allah Ta’la:
وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ وَقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِالَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَاُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَاِلٰهُنَا وَاِلٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
“Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.” [Al-Ankabut/29: 46]
Berdakwah kepada Allah mempunyai keutamaan agung dan pahala yang banyak. Nabi Shallallahu alaihi wa salam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yangmengikutinya tanpa mengurangi pahala dari mereka sedikitpun. Dan siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa dan seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun juga.”[HR.Muslim, 2674]
Kalau pembangunan materi membutuhkan kesungguhan dan kesabaran agar sempurna, maka pembangunan jiwa dan membawa kepada kebenaran membutuhkan kesabaran dan pengorbanan. Dahulu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam telah berdakwah ke agama Islam, maka beliau sabar atas gangguan orang kafir, Yahudi dan orang-orang Munafik. Dimana mereka telah menghina dan mendustakannya. Menyakiti dan melemparnya dengan batu seraya mengatakan ‘Dia adalah tukang sihir atau gila. Mereka menuduh beliau tukang syair atau dukun, maka beliau sallallahu alaihi wa sallam tetap sabar akan semua ini sampai Allah memenanggankannya, menampakkan agaman-Nya. Seorang penyeru dakwah agar mencontoh kepadanya.
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.”.[Ar-Rum/30: 60].
Seharusnya orang Islam mencontoh dengan Rasulnya, berjalan di atas petunjukkan serta berdakwah ke agama Islam. Juga bersabar atas gangguan di jalan Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul mereka sallallahu alaihi wa sallam:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.[Al-Ahzab/33:21]
Tidak ada kebaikan dan kebahagiaan umat ini kecuali mengikuti agama ini. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk menyampaikan kepada seluruh manusia sebagaimana firman-Nya:
هٰذَا بَلٰغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوْا بِهٖ وَلِيَعْلَمُوْٓا اَنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّلِيَذَّكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ
“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.”.[Ibrohim/14: 52]
Refrensi: Dari Kitab ‘Usulud Din Al-Islami Karangan Syekh Muhammad Bin Ibrohim At-Tuwaijiri
Disalin dari islamqa
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2933-dakwah-ke-agama-islam.html